Kamis, 02 Februari 2012

Hikmah mengejar beasiswa..

Apakah mengejar beasiswa itu sangat berharga?

Kalau anda tanyakan itu padaku, akan aku jawab dengan anggukan semangat "Ya".
Ketika aku SD, semua orang menyebutku anak pandai karena selalu mendapat rangking di kelas.  Hal ini membuatku melengggang ringan hampir tanpa rintangan masuk SMP favorit di kotaku.  SMP 1? Bukan, aku hanya masuk SMP 2.  Tapi itu bukan berarti aku tidak bisa masuk SMP 1.  

Aku masuk SMP 2 karena aku melihat kakakku yang sekolah di SMP 1 terlalu sering mengeluarkan biaya.  Ongkos-ongkos itu tentu saja sangat memberatkan bapakku yang hanya berjualan pentol.  Dan yang lebih penting lagi, di SMP 2 tidak ada pelajaran berenang (aku tidak bisa berenang saat itu hehe...).  Tapi, setelah diterima di SMP 2, ternyata ada juga pelajaran berenang.  Saat ada pelajaran renang, biasanya sehabis sholat subuh kakakku sudah harus berangkat ke sekolah.

Di SMP, otakku masih encer sehingga tidak mengalami kesulitan masuk SMA 1. Baru terasa bahwa aku bukan apa-apa ketika bersaing dengan mereka yang sama-sama cerdas.  Aku sempat down melihat rangkingku yang melorot tak tertahankan.  Tapi ternyata ada hikmah di balik itu semua.  Aku belajar berkompetisi dalam lingkungan yang fair dan membentuk kebiasaan belajar.

Setelah selesai kuliah D-IV dan bekerja sebagai PNS, aku merasa ada yang aneh dan hilang dalam hidupku.  Ya, semangatku!  Semangatku sudah menghilang.  Itu karena aku tidak sedang berusaha mengejar sesuatu dalam hidupku, aku sudah merasa nyaman.  Aku tidak sedang berkompetisi lagi dan tidak mempunyai ambisi apa-apa dalam hidup.   Daari sini aku mengambil kesimpulan, ternyata cita-cita itu penting dan harus selalu ada, apapun itu. Dulu aku beranggapan bahwa aku tidak perlu mempunyai cita-cita sehingga ketika maut menjemputku, aku tidak terlalu kecewa dengan kehidupan dunia.

Namun sekarang, aku merasa perlu hadirnya ambisi dan cita-cita itu walaupun nantinya cita-cita itu tidak akan tercapai, atau kematian akan memotongnya di tengah jalan.  Dan aku menjadikan mengejar beasiswa menjadi cita-cita mulia yang bisa menjadi nyala semangat dalam hidup, tercapai atau tidak, itu urusan belakang.

Sejujurnya, aku sempat stuck dengan pekerjaan di kantor.  Seperti orang bilang, sebagai PNS, rajin atau tidak, pintar atau tidak, gaji akan sama dan reward juga sama.  Sebenarnya, tidak masalah bagiku gaji sedikit atau banyak, namun semangat untuk berkompetisi ini ternyata penting untuk menumbuhkan semangat kerja dan juga semangat hidup.  Karena aku tidak mendapat sistem kompetisi ini di tempat kerja, aku berusaha memotivasi diri sendiri dengan membuat publikasi berstandar internasional.  Ya, mungkin atasan tidak akan memberi reward apa-apa, tapi at least atasan akan menjadi tahu kemampuan bawahannya.  Suatu hari nanti, aku yakin semua pekerjaan tidak akan pernah sia-sia.

Jadi, apakah mengejar beasiswa itu mempunyai hikmah bagiku? Tentu saja.  Aku belajar berkompetisi lagi dan mempunyai cita-cita.  Banyak orang yang bercerita di blognya, bahwa kehidupannya sekarang tidak sesemangat waktu mengejar beasiswa dulu.  So? 

Ayo mempunyai cita-cita dan berkompetisi lagi.  Seperti pepatah, persiapan yang bertemu kesempatan akan mendatangkan kesuksesan!!!  

Ayo siap-siap mendaftar beasiswa dan menjemput kesempatan itu.