Minggu, 27 Januari 2013

Jalan2 ke Maastricht di bulan Januari..

Kota mana yang paling cantik di Belanda dan wajib dikunjungi kalau ke Belanda?
Yup, betul, MAASTRICHT..

Aku telah bertanya tentang hal tersebut kepada banyak teman Belanda semasa mengikuti short course. Stiny E Tiggelaar (administrative staff), Amanda Tijsen and Fionne J Naber sepakat menunjuk Maastricht sebagai kota yang paling indah di Belanda. At least, kata Fionne, kota ini adalah kota tertinggi di Belanda? Ng..?? I do not know, cari sendiri jawabannya ya, karena menurutku setinggi2nya kota di Belanda ya tetap saja Belanda itu negara di bawah permukaan laut hehe..

Well, perjalanan ke Masstricht termasuk perjalanan yang paling lama aku rencanakan. Pertama, aku telah mengunjungi situs tripadvisor untuk menggali tempat2 wisata di Maastricht. Kedua, aku telah merencanakan kereta api yang mau aku gunakan. Ketiga, aku telah membuat peta dengan bantuan google map (ups ketahuan dah kalau HPku ga support google maps hehe..)

Perjalanan pertama ke Maastricht, gagal. Waktu itu suhu di Belanda sedang drop untuk kali  pertama, cuaca berkabut dan pandangan menjadi terbatas, kalau tidak salah sebelum libur Natal. Perjalananku hanya sampai di Utrecht saja karena jadwal kereta ke semua kota termasuk Maastricht menjadi kalang kabut. Daripada kesasar2, aku putuskan saja jalan2 di Utrecht, ternyata Utrecht juga indah dengan kafe2 pinggir kanal.


 



Cuaca berkabut dan sangat dingin saat itu..










Perjalanan kedua ke Maastricht, sukses. Aku berangkat tgl 13 Januari 2013 atau sabtu menjelang ujian hehe.. Maaf ya, kebiasaanku ga berubah, aku tidak pernah belajar saat besok mau ujian karena aku sudah belajar seminggu sebelumnya. Jadi sabtu itu kuanggap sebagai refreshing setelah seminggu belajar.

Aku juga sudah membekali diri dengan peta jalur kereta di Belanda. Kalaupun nanti aku ketinggalan kereta yang satu, aku tidak harus menunggu kereta berikutnya selama 30 menit-satu jam, cukup ikuti kereta apa saja asal arahnya mendekati Maastricht hehe.. Lebih jelasnya akses website ini untuk bantuan (http://www.trein-kaart.nl). Tiketnya? Tenang, aku pakai daagkart yang bisa digunakan seharian penuh di kereta mana saja tujuan mana saja..

Untuk perjalanan hari itu, aku ikut kereta arah Utrecht dulu kemudian nyambung ke Eindhoven dan sampai di Maastricht setelah 4,5 jam. Capek, dingin banget sekitar minus 4-5 derajat celcius, tapi ya seneng karena perjalanan ini sempat tertunda. 






Stasiun Maastricht

Tujuan pertama, Wilhelminaburg. Aku kurang tahu sejarah jembatan ini, tapi jembatan ini pasti dilewati oleh semua orang yang ingin ke pusat kota Maastricht. Jadi aku hanya mengikuti saja arah berjalannya orang2 itu. Burg sendiri mempunyai arti jembatan.

 



Jembatan Wilhelminaburg











Aku terus berjalan bagai turis kesasar. Ya, kapan lagi kesasar di negeri orang dan dianggap turis hehe.. Setelah melewati jembatan tersebut, deretan pertokoan menyapa hangat kepada pengunjung. Gimana ga hangat, dalam suhu minus hari itu, toko2 menyediakan pemanas yang hembusannya sampai trotoar hehe.. Aku tidak berniat beli apa2, jadi ya tidak tertarik masuk toko.

Tujuan kedua, Stadhuis Maastricht. Tipe bangunan dan lokasinya hampir sama dengan di Groningen. Kanan kirinya banyak berjualan pedagang kaki lima. Aku sempat ingin membeli Lekkerbek atau Harring di sini, sepertinya enak sekali di tengah suhu minus. Tapi penataan dagangannya tidak menarik sehingga aku mengurungkan niatku. Disini aku bertemu gerombolan student2 dari Indonesia yang asyik foto2. Oke deh, mencari ilmu sambil menikmati waktu di Belanda.







 Stadhuis Maastricht









Tujuan kedua, Vrijthof. Tujuan wisata ini sangat terkenal di Maastricht, semua arus wisatawan dipastikan mengalir ke situs ini. Di kelilingi kafe2 dan banyak pertokoan di kanan kirinya, tempat ini menjadi sempurna untuk dikunjungi. Apalagi sambil makan2 di salah satu kafe itu, hmm.. pastinya lebih sedap sambil melihat pejalan kaki lalu lalang. Heran juga ya, dalam suhu minum begini, pengunjung kafe di teras2 masih banyak juga. Ga kedinginan ta?

    


  
Vrijthof










 
Di belakang lokasi Vrijthof sebelah kanan terdapat Basiliek van Sint Servaas dan di sebelah kiri terdapat Basilica of St Servatius. Pertama aku mengunjungi Basiliek van Sint Servaas, disini aku foto2 dan mengabadikan kendaraan wisata sejenis dokar yang digunakan untuk keliling kota Maastricht dengan pemandu wisatanya sekalian. Start awal dari lapangan Vrijthof. Seperti gereja2 di Eropa, gereja Basiliek van Sint Servaas berdiri dengan keanggunan bangunan luar biasa. Ya, persis seperti imajinasiku tentang gereja abad pertengahan.

Kemudian berjalan menuju Basilica of St Servatius dengan menaranya yang dicat merah. Kenapa merah ya? Terus terang aku tidak suka, biarkan saja bangunannya seperti bangunan kuno karena terasa lebih eksotis. Dari sini aku bolak-balik peta untuk mencari arah tujuan selanjutnya. Sarung tangan mulai aku gunakan karena jari2 terasa mulai membeku.

Tujuan berikutnya, Onze lieve Vrouwebasiliek.  Lagi-lagi aku tidak tahu sejarah bangunan ini, jangan ditiru ya hehe.. Tapi aku suka kok berwisata mengunjungi bangunan2 kuno. Kalau dalam pengelompokan wisatawan, tipeku ini adalah tipe "lihat-lihat saja" dan tercatat sebagai tipe pelancong terbanyak. Horrai.. 

  





 Onze lieve Vrouwebasiliek









Melanjutkan perjalanan, aku mengunjungi helport. Aku suka banget dengan situs satu ini, mengingatkan akan kastil-kastil Inggris tatkala membaca buku Enyd Blyton "Lima Sekawan" atau buku2 lain. 


  



 Helport











Bangunan ini dikelilingi oleh rumput hijau menawan dengan sinar matahari terik yang indah. Eit, jangan salah, meski matahari bersinar garang suhu tetap minus lho ya. Jadi jangan tertipu oleh sinar matahari. Di lapangan rumput juga terdapat bom mesiu kuno, mungkin samalah dengan benteng Van den Berg yang di Jogja.  Sebenarnya aku ingin duduk2 di taman sekitar helport karena viewnya sangat amazing, tapi cuaca sedang tidak mendukung alias dingin banget.

Setelah itu perjalanan sebenarnya ingin aku lanjutkan ke Fort St Pieter tapi aku kesasar ga tahu jalan lagi. Artinya, jalan yang aku lalui waktu itu tidak ada di peta. Jadi aku putuskan saja pulang ke Groningen. Eh, dalam rangka mencari-cari jalan ke Fort St Pieter aku dapat gambar iring-iringan marching band. Hebat ya meneer2 dan mevouw2 itu, dingin2 gini masih pakai pakaian mini hihi.. Enjoy..


 















Aku sudah tidak tahan dingin, waktu sudah menunjukkan pukul 13. Kalau lancar, kereta berangkat pukul 14 dan akan sampai di Groningen pukul 18.30. Pasti sudah gelap banget karena maghrib pukul 16.30. Jadi berangkat masih gelap pulang sudah gelap hehe.. Dalam perjalanan ke arah stasiun, aku berharap menemukan warung halal. Bekal rotiku sudah habis sedari tadi dan sekarang perut meronta minta diisi karena suhu sedang dingin2nya. Akhirnya di jalan Wilhelminasingel aku ketemu warung Indonesia..

Alhamdulillah..

Warung itu tergolong gedhe dengan nama khas sangat Indonesia. Aku lupa namanya, tapi kalau orang Indonesia pasti langsung kenal. Namanya "Gembira" kalau tidak salah (maaf, agak pelupa..). Variasi makanannya banyak banget dan enak2, top dah. Pramusajinya ada dua, satu cewek Belanda dan satu lagi cowok dari Indonesia. Aku dilayani cewek dari Belanda, ketika aku minta sate ayam dia cekatan ambil satenya, tanya apakah aku suka pedas atau tidak, ingin sate hangat atau tidak, pakai nasi apa lontong, bungkus atau makan ditempat, pakai krupuk atau tidak. Busyet, tanyanya lengkap kan? Krupuk, gratis?? Sayang jawabannya Nee.

Di warung ini aku bertemu pasangan dari surabaya yang sudah merantau ke Belanda dan menjadi warga negara Belanda lebih dari 50 tahun! Wah, wah,.. sudah lama banget ya. Ketika aku beritahu kalau aku dari Groningen, mereka bilang "Wah, jauh sekali ya". Aku hanya ngobrol basa-basi dengan pasangan tsb, lupa juga tanya nama, tapi yang jelas seneng ketemu sesama orang Indonesia di perantauan.

Kereta berangkat ke Groningen pukul 14.30 dan ganti kereta di Utrecht. Di dalam kereta aku makan sate ayam yang aku beli dari warung "Gembira?" tadi. Ga peduli penumpang lain, lapaaar.. Di Utrecht aku masih sempat nyari2 toko The North Face, tapi harga jaketnya mahal banget, jadi urung beli.. Perjalanan dilanjutkan ke Groningen dan alhamdulillah, selamat tiba housing lagi.

Ayo ke Maastricht.
      

2 komentar:

  1. Mas Suzatmo..blog nya sangat menarikk..saya kebetulan kemarin (14 mei) juga baru dapat LOA dari Mr.Tiggellar untuk short course akhir tahun nanti..dan ternyata, STUNED sudah tutup untk short course di akhir tahun...akhirnya mencoba untuk NFP (yang katanya jauuuuh lebih sulit)

    minta saran nya yah mas...terimakasih

    BalasHapus
  2. Salam Mas Herdiyan..
    Terima kasih sudah mampir di blog yang sederhana ini. Selamat juga sudah memperoleh LoA dari Stiny, tinggal selangkah lagi menuju Belanda yaitu apply beasiswanya. Btw, Stiny Tiggelaar itu cewek lho hehe.. Waktu di Belanda kemarin, Stiny sempat cerita bahwa banyak yang minta LoA memanggilnya mister hehe.. No problem, orangnya ramah banget.
    Untuk short course kemarin, aku gagal apply NFPnya, jadi tidak tahu harus kasih saran apa:). Tapi tahun ini aku apply untuk masternya, kalau berhasil (Amien..) ntar aku inbox dokumen2nya.
    Sukses untuk Mas Herdiyan.

    BalasHapus