Lama juga tidak mengunjungi blog ini, semoga masih bermanfaat.
Setelah tiga bulan tinggal di Belanda, dengan segala suka dukanya, maka tibalah saat kepulangan ke tanah air tercinta. Wuih, sebelum kita berkunjung ke Luar Negeri dan tinggal lama di negeri orang, kita tidak akan pernah tahu indahnya mengucapkan "tanah air tercinta" hehe.. Sebelumnya, aku manfaatkan sisa2 hari di Belanda untuk mengunjungi Amsterdam untuk kedua kali dan berbelanja bermacam-macam suvenir dan coklat.
Bermacam-macam ukuran coklat yang aku bawa pulang, semua aku beli di Kruidvart, mumpung ada diskon.
Tetap saja kurang setiba di tanah air..
Sebelum pulang, janjian dulu sama student manager di housing untuk melakukan inspeksi terakhir. Kebetulan, akhir bulan Februari adalah hari-hari sibuk bagi student manager karena banyak banget mahasiswa yang pulang atau ganti housing.
Student manager membuat janji kamis malam jam 10.00 karena aku akan angkat kaki jam 04.00 esoknya. Aku sih mengiyakan saja. Pasalnya, dia sudah baik banget ke aku. Aku sudah diperbolehkan menginap tambahan satu hari tanpa charge biaya. Padahal di perjanjian sudah tercantum untuk biaya menginap tambahan satu hari dikenakan 20 euro.
Sampai di kamar, student manager memeriksa atap lemari dan kusen jendela. Busyeet.. detail banget. Hasilnya, kamarku dikatakan masih kotor dan harus dibersihkan lagi. Ya iyalah, atap lemari dan kusen jendela memang luput dari perhatianku. Setengah jam kemudian, student manager datang lagi untuk mengecek dan kamarku dinyatakan "Bersih". Huf, satu problem selesai. Student manager berpesan untuk mengosongkan rak lemari esku, tapi ini sudah kulakukan sebelumnya.
Aku bersiap untuk tidur, tapi datang teman dari Indonesia untuk say Good bye..
Tak terasa, jam menunjukkan pukul 1 malam. Timbul kekhawatiran bahwa aku tidak akan bisa bangun jam 4. Kupasang alarm HP keras2, takut tidak kedengaran. Lalu tidurlah aku secara sembarangan, entah tidur apa tidak. tahu-tahu sudah jam 4 pagi. Setengah melompat aku menuju kamar mandi, ketika balik dari kamar mandi, Hoalah ketemu student yang baru pulang pesta. Ya, mereka hanya mengernyit dan surprise melihat aku sudah mandi. Heran pasti ya hehe...
Aku mulai mengeluarkan sisa2 bumbu dan lain2 dari kamarku. Teman2, kalau sedang musim pindahan gini, dapur jadi penuh makanan tanpa tuan. Apel2 bergelindingan, bubuk kopi berbungkus2, piring2, semua gratis boleh diambil hehe.. Aku letakkan kunci kamar di tempat yang telah disepakati dengan student manager.
Kutarik koperku menuruni tangga, walah berat banget. Aku takut kalau beratnya melebihi kuota 30 kg. Alhamdulillah, langit cerah, salju tidak turun. Dalam kegelapan malam, aku dorong tasku, untungnya setiap jalan aspalnya mulus. Berkali-kali aku ketemu student yang baru pulang bergadang sambil mabuk. Sudah biasalah di sini.. Kerjaan mendorong kereta telah membuatku ngos-ngosan, udara dingin terasa tidak begitu menggigit.
Sampai di stasiun. Aku periksa lagi tiketku, ada. Tanggal? 2 Februari. Good. Ini adalah kereta pertama dari Groningen ke Schipol. Mesin2 di panaskan, aku naik kereta sambil menunjukkan tiket ke petugas. Terjadi keributan kecil di depan gerbong, sekelompok mudi2 beradu mulut dengan penjaga gerbong sambil menunjuk-nunjuk karcisnya. Entah karena apa... Di Belanda sini gerbong kereta tidak penuh, ada ruang untuk menaruh sepeda, koper gedhe dan lain-lain, jadi tidak terlalu bersalah kepada penumpang lain. Aku duduk di samping koper gedheku, bersama-sama dengan penumpang lain yang punya koper gedhe hehe... Perjalanan relatif mulus, aku mendesah melihat jendela sepanjang perjalanan sambil mengucap syukur sudah diberi pengalaman luar biasa untuk bisa mengunjungi Kota Groningen ini.
Dua jam kemudian sampai di Schipol..
Entahlah, aku melihat Schipol tidak semegah ketika pertama kali datang. Sudah biasa saja tuh hehe.. Ketika antri di loket MAS, ada ibu2 dari Vietnam berkebangsaan Belanda yang sangat baik hati mengajakku ngobrol. Ia bercerita tentang suaminya yang baru tiada. Suaminya tersebut orang Belanda, baik banget dan minta dikuburkan di Vietnam. Tahu tidak, ia membawa abu suaminya dan bunga tulip tiruan agar suaminya bahagia di kuburnya nanti. Aku trenyuh..
Tahu tidak, ibu itu memberiku uang 2 euro setelah melihat aku banyak membawa uang euro receh. Aku berdalih, ada teman yang ingin lihat uang euro. Dengan bahasa inggris yang terbata2, kami mengobrol dalam suasana akrab tanpa curiga.
Ketika loket MAS dibuka, deg-degan juga dengan timbangan koperku. Ternyata, cuma 22 kg. Waduh, tahu gitu semua sudah aku angkut hehe.. Ketika urusan koper beres, aku keliling2 airport. Capek keliling, nyeruput coklat anget di Starbuck. Haha... sok gaya juga jadinya, seumur-umur baru pertama ini ke Starbuck. Swear, enak memang, apalagi sambil melihat pesawat landing dan take off.
Waduh, capek, nanti di sambung lagi ya.. Makasih
Pesawat yang menerbangkanku dari Amsterdam ke Jakarta via Kuala lumpur..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar